BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Usaha-usaha
pembangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh negara-negara sedang berkembang
(developing countries) di dunia pada umumnya berorientasi kepada bagaimana
.memperbaiki atau mengangkat tingkat hidup (level of living) masyarakat di
Negara-negara maju (developed countries).
Perbedaan
antara Negara – Negara yang sedang berkembang dengan Negara – Negara yang sudah
maju,serta perbedaan antara kehidupan masyarakat di berbagai Negara membawa
kita semua bertanya.Apa yang menyebabkan suatu Negara proses pembangunan yang
lebih cepat ?Apa yang bisa dilakukan oleh Negara – Negara yang kurang maju atau
negara – Negara yang sedang berkembang untuk memperbaiki standar hidup
mereka,bisa penangulangan terhadap kemiskinan,penangulanagn terhadap
penganguran dan penangulan terhadap ketimpangan menjawab permasalahan –
permasalahan yang timbul pada Negara – Negara yang sedang berkembang ?
Persoalan – Persolan tersebut Merupakan Persolan Yang sangat mendasar dan
kompleks yang dihadipi oleh Negara – Negara yang sedang berkembang pada
umumnya.
Pemabngunan
ekonomi merupakan salah satu jawaban yang seakan – akan menajdi kunci
keberhasilan bagi suatu Negara untuk meningkatkan taraf hidup atau levels of
living warga negaranya.Oleh sebab itu pembahasan – pembahasan masalah
pembangunan banyak menaruh perhatian lebih besar pada nasib yang dihadapi oleh
sebahagian besar atau 2/3 penduduk dunia yang berada di Negara – Negara yang
sedang berkemabang.Pandangan ini sesuai dengan dimensi perubahan paradigm
pemabangunan yang berkembang dewasa ini.Perkembangan ini lebih banyak menaruh
perhatian kepada persolan – persoalan mengatasi keterbelakangan ( tingkat hidup
yang rendah, penganguran,kemiskinan, dan ketimpangan ) yang pada umumnya
dialami oleh Negara – Negara yang sedang berkemabang.Fenomena yang
keterbelakangini lah yang harus ditinjau dari konteks ekonomi maupun non
ekonomi secarah multidimensional.
Pemabahasan
ekonomi pembangunan pada dasarnya tidak lepas dari kaidah – kaidah ekonomi baik
secara mikro maupun makro.Pembahasan ilmu ekonomi selalu berkaitan terutama
dengan efisiensi dan alokasi sumber – sumber produktif yang langkah (scarsity )
dengan pertumbuhan yang optimal dari sumber – sumber itu untuk menghasilkan
barng – barang dan jasa yang lebih besar.Sedangkan ekonomi pembangunan ruang lingkup(scope ) yang lebih luas dan
kompleks.
B.Pembatasan Masalah
v Teori
– Teori Pembangunan
v Tahap
– Tahap Pembangunan
v Studi
kasu Indonesia dalam Teori Pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEORI-TEORI
PEMBANGUNAN
Teori
Pembangunan, terbagi atas 3 teori, yakni antara lain teori modernisasi,
dependensi dan teori dunia. dan contoh Implementasi dari ketiga teori tersebut
pada kehidupan dapat dilihat pada privatisasi bulog
sebagai implementasi dari teori pembangunan tiga teori
pembangunan tersebut antara lain adalah:
1.
TEORI
MODERNISASI
Perspektif
teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara Dunia Ketiga merupakan negara
terbelakang dengan masyarakat tradisionalnya. Sementara negara-negara Barat
dilihat sebagai negara modern. aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar
antara lain: ”Sumber perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat
itu sendiri (internal resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi
diartikan sebagai proses transformasi. Dalam rangka mencapai status modern,
struktur dan nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat
struktur dan nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik.
Modernisasi melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial,
termasuk di dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi
dsb. Ciri-ciri pokok teori modernisasi:
1.Modernisasi
merupakan proses bertahap.
2.Modernisasi
juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi.
3.Modernisasi
terkadang mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses Eropanisasi dan Amerikanisasi,
atau modernisasi sama dengan Barat.
4.Modernisasi
juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.
6.Modernisasi
memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses
evolusioner,
dan bukan perubahan revolusioner.
Tokoh-tokoh
teori modernisasi:
1. Harrod-Domar
Bependapat
bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi
modal. Prinsip dasar : kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah
utama pembangunan.
2. Walt
.W. Rostow
Teori
Pertumbuhan Tahapan Linear ( linear-stages-of growth- models) proses
pembangunan bergerak dalam sebuah garis lurus yakni masyarakat yang
terbelakang ke masyarakat yang maju dengan tahap2 sebagai berikut:
1.
Masyarakat Tradisional è masyarakat pertanian. Ilmu pengetahuan masih
belum banyak dikuasai.
2.
Prakondisi untuk Lepas Landas è masyarakat tradisional terus bergerak
walaupun sangat lambat dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi
untuk lepas landas.. contoh adanya campur tangan u/ meningkatkan
tabungan masyarakat terjadi, dimana tabungan tsb dimanfaatkan u/ sektor2
produktif yang menguntungkan. Mis:Pendidikan
3.
Lepas Landas è ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang
menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Tabungan dan investasi yg efektif
meningkat dari 5% - 10 %.
4.
Bergerak ke Kedewasaan è teknologi diadopsi secara meluas.
5.
Jaman Konsumsi Masal yang Tinggi è Pada tahap ini pembangunan sudah
berkesinambungan
3. David
McClelland
Teori:
need for Achievement (n-Ach). kebutuhan atau dorongan berprestasi, dimana
mendorong proses pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n.ach
yang tinggi. Cara pembentukanya melalui pendidikan individu ketika seseorang
masih kanak-kanak di lingkungan keluarga.
4. Max
Weber
Hasil
analisis: salah satu penyebab utamanya adalah “Etika Protestan”. Etika
Protestan:
· Lahir
melalui agama Protestan yg dikembangkan oleg Calvin
· Keberhasilan
kerja di dunia akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.
· Berdasarkan
kepercayaan tsb kemudian mereka bekerja keras u/ menghilangkan kecemasan. Sikap
inilah yg diberi nama “etika protestan”
5. Bert
F. Hoselitz
Membahas
faktor-faktor non ekonomi yg ditinggalkan Rostow yang disebut faktor “kondisi
lingkungan”. Kondisi lingkungan maksudnya adalah perubahan-perubahan
pengaturan kelembagaan yg terjadi dalam bidang hukum, pendidikan, keluarga, dan
motivasi.
6. Alex
Inkeles & David H. Smith
Ciri-ciri
manusia modern:
v Keterbukaan
thd pengalaman dan ide baru
v Berorientasi
ke masa sekarang dan masa depan
v Punya
kesanggupan merencanakan
v Percaya
bahwa manusia bisa menguasai alam
Bila
dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi dianggap sebagai penghalang
pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi dipandang sebagai faktor
positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun baru, melihat
permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan Amerika Serikat
dan negara maju lainnya.
2.
TEORI
DEPENDENSI
Teori
Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan
pembangunan negara Dunia Ketiga. Munculnya teori dependensi lebih
merupakan kritik terhadap arus pemikiran utama persoalan pembangunan yang
didominasi oleh teori modernisasi. Teori ini mencermati hubungan dan
keterkaitan negara Dunia Ketiga dengan negara sentral di Barat sebagai hubungan
yang tak berimbang dan karenanya hanya menghasilkan akibat yang akan merugikan Dunia
Ketiga. Negara sentral di Barat selalu dan akan menindas negara Dunia Ketiga
dengan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara pinggiran ke
negara sentral.
Teori
ini berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan Karl Marx. Salah
satu kelompok teori yang tergolong teori struktiral ini adalah teori
ketergantungan yang lahir dari 2 induk, yakni seorang ahli pemikiran liberal
Raul Prebiesch dan seorang pemikir marxis yang merevisi pandangan marxis
tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran.
1.Raul
Prebisch : industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang
harus melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor.
2.Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil.
2.Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil.
Ada
2 tokoh yang membahas dan menjabarkan pemikirannya sebagai kelanjutan dari
tokoh-tokoh di atas, yakni:
1.
Andre Guner Frank : pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan
hanya dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem
sosialis.
2.
Theotonia De Santos : Membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan,
yakni:
a.Ketergantungan
Kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat bersifat eksploitatif.
b.Ketergantungan
Finansial- Industri: pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam
bentuk kekuasaan financial-industri.
c.Ketergantungan
Teknologis-Industrial: penguasaan terhadap surplus industri dilakukan melalui
monopoli teknologi industri.
3.
TEORI
SISTEM DUNIA
Teori
sistem dunia yang dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein. Hal ini
dikarenakan bahwa dalam suatu sistem sosial perlu dilihat bagian-bagian secara
menyeluruh dan keberadaan negara-negara dalam dunia internasional tidak boleh
dikaji secara tersendiri karena ia bukan satu sistem yang tertutup. Teori
ini berkeyakinan bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi
kapitalis yang mendunia. Wallerstein menyatakan sistem dunia modern
adalah sistem ekonomikapitalis
Menurut
Wallerstein, sistem dunia kapitalis dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu
1. negara core atau
pusat, è mengambil keuntungan yang paling banyak, karena kelompok ini
dapat memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu
2. semi-periferi
atau setengah pinggiran è mengambil keuntungan dari negara-negara
pinggiran yang merupakan pihak yang paling dieksploitir
3. negara
periferi atau pinggiran.
menurut
Wallerstein negara-negara dapat “naik atau turun kelas,” misalanya dari negara
pusat menjadi negara setengah pinggiran dan kemudian menjadi negara pinggiran,
dan sebaliknya. Naik dan turun kelasnya negara ini ditentukan oleh dinamika
sistem dunia. Pernah suatu saat Inggeris, Belanda, dan Perancis adalah negara
pusat yang berperan dominan dalam sistem dunia, namun kemudian Amerika Serikat
muncul menjadi negara terkuat (pusat) seiring hancurnya negara-negara Eropa
dalam Perang Dunia II.
Wallerstein
merumuskan tiga strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas, yaitu:
1. Kenaikan
kelas terjadi dengan merebut kesempatan yang datang. Sebagai misal negara
pinggiran tidak lagi dapat mengimpor barang-barang industri oleh karena mahal
sedangkan komiditi primer mereka murah sekali, maka negara pinggiran mengambil
tindakan yang berani untuk melakukan industrialisasi substitusi impor. Dengan
ini ada kemungkinan negara dapat naik kelas dari negara pinggiran menjadi
negara setengah pinggiran.
2. Kenaikan
kelas terjadi melalui undangan. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan
industri raksasa di negara-negara pusat perlu melakukan ekspansi ke luar dan
kemudian lahir apa yang disebut dengan MNC. Akibat dari perkembangan ini, maka
muncullah industri-industri di negara-negara pinggiran yang diundang oleh oleh
perusahaan-perusahaan MNC untuk bekerjasama. Melalui proses ini maka posisi
negara pinggiran dapat meningkat menjadi setengah pinggiran.
3. Kenaikan
kelas terjadi karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan negaranya.
Sebagai misal saat ini dilakukan oleh Peru dan Chile yang dengan berani
melepaskan dirinya dari eksploitasi negara-negara yang lebih maju dengan cara
menasionalisasikan perusahaan-perusahaan asing. Namun demikian, semuanya ini
tergantung pada kondisi sistem dunia yang ada, apakah pada saat negara tersebut
mencoba memandirikan dirinya, peluang dari sistem dunia memang ada. Jika tidak,
mungkin dapat saja gagal.
Perbandingan antara Teori Dependensi dan Teori Sistem
Dunia
Elemen
Perbandingan
|
Teori
Dependensi
|
Teori
Sistem
Dunia
|
Unit
Analisis
|
Negara-Bangsa
|
Sistem
dunia
|
Metode
Kajian
|
Historis
struktural
|
Dinamika
sejarah dunia
|
Struktur
Teori
|
Dua
kutub
(sental-pinggiran)
|
Tiga
kutub
(sentral-semi
pinggiran-pinggiran)
|
Arah
Pembangunan
|
Deterministik
|
Peluang
terjadinya mobilitas
|
Arena
Kajian
|
Negara
pinggiran
|
Negara
pinggiran, negara semi pinggiran dan sistem ekonomi dunia
|
B. TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI
Dari
berbagai macam teori mengenai pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli, nampaknya teori
pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Rostow ini yang paling terkenal. Hal
ini terbukti dengan semakin banyaknya kritikan-kritikan yang ditujukan terhadap
teori tersebut. Bahkan negara-negara sedang berkembang sendiri menjadikan teori ini menjadi semacam pedoman yang
digunakan dalam menilai keberhasilan suatu pembangunan di negaranya,
termasuk di Indonesia sendiri. Nama Rostow bukan suatu yang asing dalam
birokrat pemerintahan.
Pada
awalnya teori yang dikemukakan oleh Rostow ini hanyalah sebagai suatu artikel
yang dimuat dalam Economic Journal dan dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya
: The Stage of Economic Growth. Menurut
Rostow perkembangan perekonomian suatu negara atau terkenal dengan tahap-tahap
pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat digolongkan menjadi lima (Sadono
Sukirno, 2006) yaitu :
a. The traditional socienty (masyarakat
tradisonal)
b. The precondition for take off (prasyarat
untuk lepas landas)
c. The take off (lepas landas)
d. The drive to maturity (gerakan kearah
kedewasaan)
e. The age of high mass consumption (masa
konsumsi tinggi)
Menurut
Rostow pembangunan ekonomi atau proses tranformasi suatu masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern merupakan proses yang multidimensional. Pembangunan
ekonomi bukan berarti hanya perubahan struktur ekonomi suatu Negara tetapi juga
ditunjukan oleh peranan sector pertanian dan peranan sector industry . menurut
rostow pembangunan ekonomi berarti pula sebagai suatu proses yang menyebabkan
antara lain :
1. Perubahan
orientasi organisasi ekonomi , politik , dan social yang pada mulanya
berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2. Perubahan pandangan
masyarakat menganai jumlah anak dalam keluarga yaitu dari menginginkan banyak
anak menjadi keluarga kecil.
3. Perubahan
dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakuakn investasi yang tidak
produktif (menumpuk emas , membeli rumah dan sebagainya) menjadi
investasi yang produktif.
4. Perubahan
sikap hidup dan adat istiadat yang terjadi , merangsang pembangunan ekonomi (
misalnya penghargaan terhadap waktu , penghargaan terhadap prestasi perorangan)
Proses
pembangunan ekonomi menurut W.W Rostow bisa dibedakan dalam 5 tahap, yaitu :
a. Masyarakat
tradisional
Sistem
ekonomi yang mendominasi masyarakat tradisional adalah pertanian, dengan
cara-cara bertani yang tradisional. Produktivitas kerja manusia lebih rendah
bila dibandingkan dengan tahapan pertumbuhan berikutnya. Masyarakat ini
dicirikan oleh struktur hirarkis sehingga mobilitas sosial dan vertikal rendah.
Pada masyarakat tradisional ilmu pengetahuan belum begitu banyak dikuasai ,
karena masyarakat pada saat itu, masih mempercayai kepercayaan-kepercayaan
tentang kekuatan diluar kekuasaan menusia atau hal gaib . manusia yang percaya
akan hal demikian, tunduk kepada alam dan belum bias menguasai alam akibatnya
produksi sangat terbatas masyarakat tradisioanal itu cenderung bersifat statis
(kemajuan berjalan sangat lamban) produksi dipakai untuk konsumsi sendiri,
tidak ada di investasi. Generasi ke generasi tidak ada perkembangan , dalam hal
ini yaitu antara orangtua dan anaknya, memilki pekerjaan yang sama dan
keduduakn yang sederajat .
Ciri-ciri
tahap masyarakat tradisional adalah sebagai berikut:
1.
Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif, dan tingkat
produktifitas masyarakat rendah.
2.
Struktur sosial bersifat hierarkis, yaitu kedudukan masyarakat tidak berbeda
dengan nenek moyang mereka.
3.
Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan tanah.
Contoh
: Suku Baduy di Jawa Barat.
Orang
Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di
wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan "Baduy" merupakan
sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut,
berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan
mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang
berpindah-pindah (nomaden). Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda
dialek Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka
lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan
pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes 'dalam' tidak mengenal budaya
tulis. Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan
dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi.
Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek
moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk
warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga
harmoni dunia.
b. Pra-kondisi tinggal landas
Selama
tahapan ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulai sebuah
pembangunan yang dinamis. Model perkembangan ini merupakan hasil revolusi
industri. Konsekuensi perubahan ini, yang mencakup juga pada perkembangan
pertanian, yaitu tekanan kerja pada sektor-sektor primer berlebihan. Sebuah
prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah revolusi industri yang
berlangsung dalam satu abad terakhir.
Pembangunan
ekonomi menurut Rostow sadalah suatu proses yang menyebabkan perubahan
karekteristik penting suatu masyarakat, misalnya perubahan keadaan sistem
politik, struktur social, system nilai dalam masyarakat dan struktur
ekonominya. Jika perubahan seperti itu terjadi, maka pertumbuhan ekonomi dapat
dikatakan sudah terjadi. Suatu masyarakat yang sudah mencapai proses
pertumbuhan yang demikian sifatnya, dimana pertumbuhan ekonomi sudah sering
terjadi, boleh dianggap sudah berada pada tahap prasyarat tinggal landas.
Tahap
prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi
dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas
kekuatan sendiri (self-sustainable growth). Menurut Rostow, pada tahap ini dan
sesudhnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis.
Tahap
prasyarat tinggal landas ini mempunyai 2 corak. Pertama adalah tahap prasyarat
lepas landas yang dialami oleh Negara Eropa, Asia, Timur tengah, dan Afrika,
dimana tahap ini dicapai dengan perombakan masyarakat tradisional yang sudah
lama ada. Corak yang kedua adalah tahap prasyarat tinggal landas yang dicapai
oleh Negara-negara Born free (menurut Rostow) seperti Amerika Serikat, Kanada,
Australia, dimana Negara-negara tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa
harus merombak system masyarakat yang tradisional. Hal ini disebabkan oleh
sifat dari masyarakat Negara-negara tersebut terdiri dari imigran yang telah mempunyai
sifit-sifat yang dibutuhkan oleh suatu masyarakat untuk tahap prasyarat tinggal
landas.
Seperti
telah diungkapkan dimuka, Rostow sangat menekankan perlunya perubahan-perubahan
yang multidimensional, karena ia tak yakin akan kebenaran pandangan yang
menyatakan bahwa pembangunan akan dapat dengan mudah dicipkatan hanya jika
jumlah tabungan ditingkatkan. Menurut pendapat tersebut tingkat tabungan yang
tinggi akan mengakibatkan tingkat investasi tinggi pula sehingga mempercepat
pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional. Namun
menurut Rostow pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh
perubahan-perubahan lain dalam masyarakat. Perubahan-perubahan itulah yang akan
memungkinkan terjadinya kenaikan tabungan dan penggunaan tabungan itu
sebaik-baiknya.
Perubahan-perubahan
yang dimaksud Rostow misalnya kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu
pengetahuan modern dan membuat penemuan-penemuan baru yang bisa menurunkan
biaya produksi. Disamping itu harus ada pula orang-orang yang menggunakan
penemuan baru tersebut untuk memodernisir cara produksi dan harus didukung pula
dengan adanya sekelompok masuyarakat yang menciptakan tabungan dan
meminjamkannya kepada wiraswasta, yang inovativ untuk meningkatkan porduksi dan
menaikkan produktivitas. Singkatnya, kenaikan investasi yang akan menciptakan
pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata
tergantung pada kenaikkan tingkat tabungan, tetapi juga kepada perubahan
radikal dalamsikap masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, perubahan teknik
produksi, pengambilan resiko dan sebagainya.
Selain
hal-hal diatas, Rostow menekankan pula kenaikan tingkat investasi hanya mungkin
terjadi jika terjsdi perubahan dalam struktur ekonomi. Kemajuan disektor
pertanian, pertambangan dan prasarana harus terjadi semata-mata dengan proses
peningkatan investasi. Pembangunan ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya
kenaikan produktivitas di sector pertanian dan perkembangan di sector
pertambangan.
Menurut
Rostow, kemajuan sector pertanian mempunyai peranan penting dalam masa
peralihan sebelum mencapai tahap tinggal landas. Peranan sector pertanian
tersebut antara lain, pertama, kemajuan pertanian menjamin penyediaan bahan
makanan bagi penduduk di pedesaan maupun diperkotaan. Hal ini menjamin penduduk
agar tidak kelaparan dan menghemat devisa kerena import bahan makanan dapat
dihindari. Kedua, kenaikan produktivitas di sector pertanian akan memperluas
pasar dari berbagai kegiatan industri. Kenaikan pendapatan petani akan
memperluas pasar industri barng-barang konsumsi, kenaikan produktivitas
pertanian akan memperluas pasar industri-industri penghasil input pertanian
modern seperti mesin-mesin pertanian dan pupuk kimia, kenaikan pendapatan
disektor pertanian akan menciptakan tabungan yang bias digunakan sector lain
(terutama industri) sehingga bias meningkatkan investasi di sector-sektor lain
tersebut.
Biasanya
kondisi pada saat ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari
masyarakat yang lebih sudah maju. Masyarakat didalmnya tidak mampu untuk
mengubah dirinya sendiri, atau bukan karena factor internal dari masyarakat itu
sendiri. Dikarenakan adanya goncangan campur tangan dari luar maka timbullah
berkembang ide pembaharuan.
Contoh
:
Seperti yang terjadi di jepang
,dengan di bukanya masyarakat ini pada saat itu terjadi nya peningkatan
tabungan masyarakat ,kemudian tabungan itu dipakai untuk melakukan investasi
pada sector-sektor produktif yang menguntungkan,misalnya pendidikan ,investasi
yang dilakukan baik perorangan maupun oleh Negara , maka terbentuklah Negara
tradisional yang sentralistis . Singkatnya, usaha dalam meningkatkan
produksi mulai bergerak pada saat itu.
c. Tinggal landas (Lepas Landas)
Tahapan ini dicirikan dengan pertumbuhan ekonomi yang dinamis. Karakteristik utama dari pertumbuhan ekonomi ini adalah pertumbuhan dari dalam yang berkelanjutan yang tidak membutuhkan dorongan dari luar. Seperti, industri tekstil di Inggris, beberapa industri dapat mendukung pembangunan. Secara umum “tinggal landas” terjadi dalam dua atau tiga dekade terakhir. Misalnya, di Inggris telah berlangsung sejak pertengahan abad ke-17 atau di Jerman pada akhir abad ke-17.
Pada
tahap ini telah tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi pertumbuhan
ekonomi, serta tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5% menjadi 10
% dari pendapatan nasional atau lebih. Industry-industripun mulai berkembang
dengan sangat pesat keuntungan nya sebagian besar ditanamkan ke industry yang
baru. Dan sector modern dalam perekonomian pun berkembang.
Pada
tahap tinggal landas, pertumbuhan ekonomi selalu terjadi. Pada awal tahap ini
terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti seperti revolusi
politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya
pasar baru. Sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut secara teratur
akan tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Investasi yang semakin
tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi
tingkat pertumbuhan penduduk. Denga demikian tingjat pendapatan perkapita
semakin besar.
Untuk
mengetahui apakah sesuatu negara sudah mencapai tahap tinggal landas atau
belum, Rostow mengemukakan tiga ciri dari masa tinggal landas yaitu:
1.
Berlakunya kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5 persen atau
kurang menjadi 10 persen dari Produk Nasional Netto atau NNP.
2.
Berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat laju
perkembangan yang tinggi.
3.
Adanya atau segera terciptanya suatu rangka dasar politik, sosial, dan
kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas
ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Contohnya
:
Teknik-teknik
pertanian yang mulai tumbuh dan berkembang. Pertanian menjadi usaha kormesial
untuk mencari keuntungan bukan sekedar konsumsi sendiri. Karena peningkatan
dalam produkfitas pertanian merupakan sesuatu yang penting dalam proses lepas
landas, sebab proses modernisasi membutuhkan hasil pertanian yang banyak supaya
proses perubahan dapat dijangkau. Teknik penanaman jamur yang telah
dikembangkan oleh ahli-ahli dalam bidang pertanian, agar produksi jamur lebih
diminati dan lebih memiliki pasar yang luas,
Budidaya
jamur tiram putih yaitu, proses pengomposan, proses pembungkusan, proses
sterilisasi, teknik penanama bibit (inokulasi), pemeliharaan dan
inkubasi,pembukaan polibek, pemanenan jamur. Budidaya jamur yang dapat
dimakan (edible mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan
pangan dan gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari
analisa menunjukkanbahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading
sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam
sayuran. Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol,
kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta enam kali
lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga,
kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang
berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya
rendah.
d. Menuju Kedewasaan
Setelah
lepas landas akan terjadi proses kemajuan yang terus bergerak ke depan,
meskipun kadang-kadang terjadi pasang surut. Pendapatan asional selalu di
investasikan kembali sebesar 10% sampai 20%, untuk mengatasi persoalan
pertambahan penduduk.
Kedewasaan
pembangunan ditandai oleh investasi yang terus-menerus antara 40 hingga 60
persen. Dalam tahap ini mulai bermunculan industri dengan teknologi baru,
misalnya industri kimia atau industri listrik. Ini merupakan konsekuensi dari
kemakmuran ekonomi dan sosial. Pada umumnya, tahapan ini dimulai sekitar 60
tahun setelah tinggal landas. Di Eropa, tahapan ini berlangsung sejak tahun
1900.
Kedewasaan
dimulai ketika perkembangan industry terjadi tidak saja meliputi teknik-tiknik
produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi. Yang diproduksikan
bukan saja terbatas pada barang konsumsi, tetapi juga barang modal.
Contoh
:
Industry
berkembang dengan pesat, Negara menetapkan posisinya dalam perekonomian global.
Barang-barang yang tadinya di impor sekarang di produksikan didalam negari,
impor baru menjadi kebutuhan, jadi untuk mengimbangi barang impor maka
barang-barang ekspor harus berkualitas.
Misalnya
saja ekspor dan impor batik di Indonesia, batik di indonsia mempunyai potensi
dan kualitas yang bagus jika dibandingkan dengan impor batik yang ada di
Indonesia, kebanyakan dari Negara Malaysia dan Negara Srilanka, jadi ekspor
batik Indonesia lebih berkualitas dari impor batik yang ada di Indonesia.
e.
Era konsumsi tinggi
Ini
merupakan tahapan terakhir dari lima tahap model pembangunan Rostow. Pada tahap
ini, sebagian besar masyarakat hidup makmur. Orang-orang yang hidup di
masyarakat itu mendapat kemakmuran dan keseberagaman sekaligus. Menurut Rostow,
saat ini masyarakat yang sedang berada dalam tahapan ini adalah masyarakat
Barat atau Utara.
Pada
tahap ini perhatian masyarakat sudah lebih menekankan pada masalah-masalah yang
berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada
masalah produksi.
Terdapat
3 macam tujuan masyarakat atau negara yaitu:
1.
Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan ini bisa
berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain.
2.
Menciptakan negara kesejahteraan dengan cara mengusahakan terciptanya pembagian
pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak yang progresif
3.
Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok yang meliputi pula
barang yang tahan lama dan barang mewah.
Selain
itu juga, investasi untuk menigkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang
utama. Pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambugan yang bias
menopang kemajuan secara terus-menerus. Pada masa ini rostow juga berbicara
tentang keperluan akan adanya sekelompok wiraswastawan yakni orang-orang yang
berani melakukan tindakan pembaharuan meskipun ada resiko. Terdapat dua kondisi
social yang menyebabkan lahirnya para wiraswastawan ini, yaitu :
1. Adanya
masyarakat modern yang ingin mencapai kekuasaan melalui cara-cra konvensional.
Tetapi masyarakat tradisional tidak memberikan hak kepada masyarakat modern
karena masyarakat tradisional itu premitif.
2. Masyarakat
tradisional cukup fleksibel atau memberikan kebebasan kepada warganya untuk
mencari kekayaan atau kekuasaan politik untuk menaikkan statusnya
ditengah-tengah masyarakat.
Kelompok
ini lah yang akan menjadi tenaga pendorong untuk melakukan pembaharuan,
melupakan kelompok yang, memiliki semangat tinggi karena tatanan social politik
tidak mengekang dirinya.
Contoh
:
Pengguna
sepeda motor yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan mobil, setiap kenaikan
satu juta kiloliter berarti menambah subsidi Rp1,9 triliun. Karena itu,
pemerintah akan mengarahkan kebijakan penghematan subsidi BBM bagi pengendara
sepeda motor.
C.Penerapan Keseluruhan
Teori W.W Rostow :
Di
Indonesia teori Rostow pada masa Soeharto dilaksanakan sebagai landasan
pembangunan jangka panjang Indonesia yang ditetapkan secara berkala untuk waktu
5 tahunan , yang terkenal dengan pembangunan 5 tahun ,dengan demikian
implementasi teori Rostow berdasarkan 5 tahap teori Rostow yaitu ; masyarakat
tradisional -> Prakondisi tinggal landas -> masyarakat tinggal landas
-> menuju kedewasaan -> High konsumsi. Maka soeharto mengaplikasikan agar
pembangunan merata dengan menerapkan 5 tahap pembangunan Teori W.W
Rostow.
Keunggulan
Teori Rostow
1.
Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi : 1)
masyarakat tradisional, 2) masyarakat pra kondisi tinggal landas, 3) masyarakat
tinggal landas, 4) masyarakat kematangan pertumbuhan dan 5) masyarakat dengan
konsumsi biaya tinggi. Tahapan tersebut memberikan tawaran secara terperinci
pada pengambil kebijakan di sebuah Negara tentang tahapah dan prasyarat dari
pencapaian tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi
lebih maju. Kejelasan teori yang disampaikan oleh Rostow itulah yang
melatarbelakangi banyak Negara berkembang menerapkan teori ini dalam
pembangunan mereka.
2.
Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam
memperoleh sumberdaya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang
tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
a)
Dana investasi dari pajak yang tinggi
b)
Dana invesatasi dari pasar uang atau pasar modal
c)
Melalui perdagangan internasional
d)
Investasi langsung modal asing
Kelemahan teori Rostow
Adapun
kelemahan teori rostow adalah sebagai berikut:
1.
Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh
teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh
pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian. Akibat lanjutannya adalah
sebuah Negara menjadi sulit untuk berkembang dan melalui tahap tinggal landas.
2.
Dengan dasar teori ini, seringkali Negara harus melakukan mobilisasi seluruh
kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi
produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah
terjadi eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah,
tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di masa
yang akan dating. Kerusakan alam justru berakibat pada penurunan ekonomi
masyarakat tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan
sosial, dsb.
3.
Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumberdaya modal dari
investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan
prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini biasanya
dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari lembaga-lembaga
internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC (Multi Natioanl
Corporation). Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara berkembang
untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat terdapat
ketidak seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut berposisi sebagai
debitor, sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah kreditor. Negara
berkembang selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah Negara
berkembang tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari Negara asing atau
lembaga asing yang ingin mensukseskan agenda-agenda politik maupun ekonominya
di Negara yang sedang berkembang. Negara berkembang juga seringkali terjerat
utang dan sulit untuk menyelesaikan persoalan utang sehingga menjadikan mereka
sulit menuju kemajuan yang diharapkan.
4.
Tahap tinggal landas merupakan tahap yang sangat kritis. Dalam teori yang
disampaikan oleh Rostow, justru tidak memberikan penekanan pada bagaimana
mengatasi problematika yang kritis dalam tahap tinggal landas. Rostow tidak
memberikan pembahasan yang mendalam bagaimana cara mengatasi efek negatif dari
sebuah pertumbuhan ekonomi yang dipercepat, seperti misalnya efek kesenjangan
sosial, distabilitas sosial dan distabilitas politik yang seringkali justru
berakibat pada kehancuran yang mendalam seperti yang misalnya terjadi di
Indonesia.
Menurut
W.W. Rostow, proses pembangunan dikatakan berhasil apabila masyarakat telah :
1.
Berhasil
memproduksi kebutuhannya sendiri
2. Memasuki
tahapan lepas landas
3. Memiliki tingkat konsumsi tinggi
4. Memasuki tahap kedewasaan ekonomi
5.
Melakukan
perdagangan lintas negara
BAB III
PENUTUP
Strategi
pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada sasaran pembangunan dalam arti
pertumbuhan ekonomi nampaknya tidak memuaskan karena banyak Negara yang telah
banyak mengalami pertumbuhan ekonomi tetapi kurang mampu mengatasi
kemiskinan,ketimpangan dan penganguran yang erat kaitannya dengan tingkat
kesehatan,pendidikan.Kesemuanya ini adalah probelama dasar yang pada umumnya
dihadapi oleh Negara – Negara yang
sedang berkembang.Oleh Karena itu tepat apabila inti pokok sasaran pembangunan
berkisar pada kemiskinan ,penciptaan lapangan kerja,meningkatakan kesejahteraan
masyarakat,dan mengisi kemerdekaan dalam bidang – bidang politik dengan
pembangunan ekonomi diaman didalam proses ini diwujudkan dalam pembagian
pendapatan yang adil dan merata.
DAFTAR PUSTAKA
Suryana.2000.Ekonomi pembangunan problematika dan
pendekatan,Jakarta:Salemba Empat
Sukirno
Sadono.1985.Ekonomi Pembangunan :
Proses,masalah dan dasar kebijaksanaan.Jakarta: FE UI
Hasibuan
Malayu SP.1987.Ekonomi Pembangunan dan
perekonomian Indonesia.Bandung:Armiko
Todarao
Michael,Smith Stephen.2004.Pembangunan
Ekonomi Di Dunia Ketiga ,Edisi Kedelapan.Jakarta:PT Gelora aksara Pratama.
http:://pertumbuhan-ekonomi-tahap
perkembangan ( blogspot ).com ( di akses pada tanggal 20 Feb 2013 )